Buka Kegiatan SAR, Andi Harun: Kita Dorong Tenaga SAR Untuk Segera Diverifikasi dan Memiliki Kemampuan yang Memadai
Metronews.co, Samarinda– Wali Kota Samarinda Andi Harun membuka acara Pelatihan Potensi Pencarian dan Pertolongan Tehnik Pertolongan Permukaan Air yang diselenggarakan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan, Senin (21/03).
Dalam sambutannya Andi Harun mengapresiasi kegiatan pelatihan yang diikuti oleh potensi Search and Rescue (SAR) terkait Tehnik Pertolongan Pada Permukaan Air, menurut pria yang disapa AH tersebut, latihan ini sangat diperlukan karena kondisi geografis daerah Samarinda yang rentan terjadi kecelakaan di air.
“Dengan adanya pelatihan ini, kita dorong tenaga- tenaga handal kita agar segera di sertifikasi dan memiliki kemampuan yang memadai untuk menambah dukungan SDM personil dalam rangka melakukan upaya penyelamatan dan penanggulangan bencana,” ujar Andi Harun.
Lebih lanjut, Andi Harun menjelaskan transportasi di Samarinda dulunya di dominasi transportasi sungai, yang merupakan jalur tradisional yang menghubungkan daerah- daerah di sekitarnya seperti tenggarong dan sebulu. Namun dengan pertumbuhan ekonomi kota Samarinda menyebabkan perkembangan sistem transportasi darat meningkat.
“Meski terjadi peningkatan transportasi air ke darat bukan berarti kita serta merta meninggalkan modal transportasi sungai dan laut, oleh karena itu saya meminta kepada Basarnas agar dalam Sistem Perencanaan Kerja dibuatkan pemetaan daerah rawan bencana sesuai kondisi daerah masing- masing. Hal itu dilakukan untuk menekan korban lebih banyak,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Basarnas Balikpapan Melkyanus Kotta mengatakan pelatihan ini diikuti oleh 50 orang potensi SAR dari sejumlah Instansi seperti TNI, Polri, Pemerintah Daerah, pihak swasta dan organisasi relawan.
Dalam kegiatan ini para peserta akan mendapatkan materi di kelas dan praktek lapangan.
“ini adalah kegiatan pertama kita, tentang pertolongan dalam air, kegiatan ini dilakukan di kelas maupun di lapangan, karena ini masih covid, kita batasi 50 orang, saat ini kita kekurangan sumber daya, karena kami jumlah personilnya terbatas dengan luas wilayah yang sangat besar mencakup seluruh Kalimantan Timur,” tutupnya. (Adv)