Bupati Kubar Dorong Warganya Budidaya Rotan untuk pelestarian Alam

Bupati Kubar Dorong Warganya Budidaya Rotan untuk pelestarian Alam

Momen Bupati Kutai Kartanegara FX Yapan bersama jajarannya saat menunjukan Tas Anjat

Metronews.co, Kutai Kartanegara- Bupati Kutai Barat, FX Yapan mendorong budidaya rotan di tiap desa untuk komoditas pengembangan produk lokal bagi Masyarakat Adat Dayak. Hal itu dia tekankan pada perhelatan budaya Dahau di Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kutai Barat ke-24, Minggu, 5 November 2023.

Menurutnya rotan adalah tumbuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan warga Dayak. Budidaya rotan bukan sekedar kegiatan bercocok tanam, tapi juga upaya upaya melestarikan alam dan tradisi.

“Dayak dan rotan itu selalu berdampingan, komoditas utama untuk usaha warga Dayak adalah rotan. Hasil hutan yang paling dicari dan harus dibudidayakan adalah rotan,” ujarnya.

Menurutnya, jumlah rotan di hutan Kutai Barat kini menipis. Rotan banyak diburu untuk membuat produk anyaman seperti anjat (tas khas Dayak), tikar atau keranjang. Hal itu menjadi kekhawatiran Pemerintah Kutai Barat, pasalnya upaya mengembangkan produk kerajinan tangan anjat bisa berhenti jika rotan habis.

“Masalahnya kita ke hutan cari rotan mau bikin anjat tapi jarang ada yang menanam. Kalaupun ada hanya beberapa orang saja, makanya setiap kampung harus ada budidaya rotan,” tegasnya.

Dijelaskan dia, anjat merupakan salah satu produk unggulan untuk Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM) yang terkenal dari Kutai Barat. Anjat terbuat dari rotan tanpa bahan campuran lainnya.

Sama seperti rotan, anjat adalah ciri khas warga dayak yang paling mudah dikenali. Dulunya anjat hanya dipakai ke hutan untuk berburu, namun kini anjat juga dijadikan fesyen dan banyak diburu untuk buah tangan.

“Tahun ini Kutai Barat bahkan memecahkan rekor dunia dalam penggunaan anjat hasil rotan asli Kutai Barat. Ada 10 ribu orang yang datang ke Taman Budaya Sendawar menggunakan anjat. Ini membuktikan rotan tidak bisa dipisahkan dari Masyarakat Dayak,” sebutnya.

Untuk itu, pihaknya akan segera menggelar sosialisasi budidaya rotan di tiap kampung atau desa. Dia menegaskan, 190 desa di Kutai Barat harus ada usaha budidaya rotan dalam hutan. Meski budidaya rotan tidak gampang, namun pihaknya yakin masyarakat Kutai Barat bersedia membudidayakan rotan untuk komodtas anjat.

“Dengan masa tumbuh paling sedikit dua tahun, menanam rotan memang butuh kesabaran. Berbeda dengan tanaman lain yang bisa cepat dipanen. Tapi rotan adalah ciri khas Dayak, pasti masyarakat bersedia,” tutupnya. (adv/Diskominfo Kubar)