Erau Adat Kutai 2024 Resmi Dibuka dengan Meriah, Menghadirkan Tari Kolosal dari 800 Penari
METRONEW.CO, Tenggarong – Pesta adat terbesar Kutai Kartanegara, Erau Adat Kutai, resmi dimulai pada Sabtu (21/9/2024), membawa semangat perayaan tradisi dan kebudayaan lokal yang kental. Upacara pembukaan ditandai dengan pemukulan gong dan pembacaan surat terbuka dari Sultan Aji Muhammad Arifin, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Pesta pembukaan Erau Adat Kutai secara resmi dibuka oleh Yang Mulia Sultan, bertepatan dengan hari jadi Kota Tenggarong,” kata Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah.
Tidak hanya seremonial, pembukaan Erau kali ini juga memukau dengan pertunjukan tari kolosal yang melibatkan 800 penari di Stadion Rondong Demang Tenggarong. Ribuan penonton hadir langsung untuk menyaksikan pagelaran megah ini, menambah kemeriahan suasana.
Apresiasi Nilai Luhur Budaya
Bupati Edi Damansyah dalam sambutannya juga menekankan betapa pentingnya menjaga warisan budaya seperti Erau. “Erau memiliki nilai luhur yang mampu menjunjung peradaban Nusantara. Saya berharap generasi penerus dapat merawat kesenian dan kebudayaan sebagai aset berharga bagi Kutai Kartanegara,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam persiapan acara, khususnya para seniman. “Terima kasih kepada teman-teman seni yang telah bekerja keras mempersiapkan Erau ini dengan maksimal,” tambah Edi.
Koreografi Megah dan Pesan Budaya
Salah satu sorotan utama pembukaan adalah tari kolosal yang disutradarai oleh Pimpinan Produksi Terminal Olah Seni (TOS), Deprianur. Ia menjelaskan bahwa 800 penari telah berlatih selama 45 hari untuk mempersiapkan pertunjukan yang spektakuler ini. “Tahun ini, kami menghadirkan tatanan artistik yang berbeda dengan mengkolaborasikan semua unsur seni menjadi satu kesatuan,” ungkap Depri.
Dengan koreografi yang menggabungkan gerak tari dan teater, pertunjukan ini memberikan pesan kuat tentang pentingnya melestarikan kebudayaan Nusantara. “Kami ingin masyarakat Kukar dan seluruh Indonesia merasakan kedekatan budaya ini,” tambahnya.
Ke depan, Depri berharap konsep Erau bisa lebih berkembang, termasuk dengan kemungkinan menggelar acara pada malam hari untuk menambah kesan megah dan meriah. “Siang saja sudah luar biasa, malam pasti lebih spektakuler dengan pencahayaan yang mendukung,” pungkasnya. (Yus)