
Metronews.co, Tanjung Selor– Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal A. Paliwang berencana membangun pelabuhan peti kemas di lokasi yang baru untuk menggantikan pelabuhan peti kemas Kayan I. Hal itu dilakukan agar lalu lintas barang di jalur sungai mengalami kelancaran.
“Ya ini rencana membangun pelabuhan ke depan di lokasi yang lebih baik. Kita tidak mau membuat satu pelabuhan yang hanya bisa digunakan jangka pendek. Kita harus membuat pelabuhan yang bisa kita gunakan jangka panjang sehingga kita tidak lagi melihat seperti yang kita lihat seperti sekarang ini sampai empat hari kapal mereka kandas,” ungkap Gubernur Zainal saat mendatangi langsung langsung kapal peti kemas yang selama empat hari kandas di sungai Kayan disebabkan oleh tingginya sedimentasi batuan dan lumpur.
Didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Ahmad Haerani dirinya langsung meninjau lokasi-lokasi di Bulungan yang berpotensi menggantikan pelabuhan peti kemas Kayan I. Gubernur menjelaskan kelayakan lokasi yang telah dikunjunginya.
“Kita ukur kedalaman sepanjang 300 meter, itu bervariasi ada yang 14 meter ada yang 17 meter ada yang 12 meter, itu pada saat air surut dan itu sudah layak untuk kapal-kapal barang yang panjangnya 80 meter,” jelasnya.
Gubernur memaparkan semua barang-barang yang menjadi kebutuhan masyarakat Kaltara mampu ditampung di pelabuhan baru tersebut nantinya.
“Semua barang-barang yang menjadi kebutuhan Kaltara bisa (ditampung, red), baik itu kain, perabot, semen dan sebagainya bisa masuk,” tambahnya.
Gubernur optimis memastikan kelancaran lalu lintas barang di Kaltara melalui jalur sungai/air tidak lagi terganggu dengan adanya pelabuhan baru yang direncanakannya tersebut.
“Jadi memang alur kapal-kapal ini banyak yang dangkal, manakala air surut seperti sekarang ini ada beberapa lokasi kapal itu bisa kandas tetapi di jalur yang sudah kita cek tadi itu sudah dekat dengan muara, sehingga insyaALLAH tidak ada lagi kasus-kasus seperti kapal kandas menunggu air tinggi baru bisa bergerak,” tambahnya.
Sementara itu Ahmad Haerani mengungkapkan beberapa lokasi yang didatangi Gubernur sudah cukup lebar sehingga leluasa untuk melakukan pergerakan kapal-kapal.
“Secara teknis lainnya, masih melalui kajian tapi secara kasat mata diukur kedalaman rata-rata sudah di atas 7 meter, sudah memenuhi untuk pelabuhan,” ucapnya.
Haerani mengungkapkan ketidaklayakan pelabuhan Kayan I selain sedimentasi juga diakibatkan ramainya arus lalu lintas transportasi sungai di kawasan pelabuhan saat ini.
“Selain masuk ke dalam dan endapannya tinggi, jalurnya juga sudah ramai lalu lintas masyarakat. Sering kapal-kapal kandas ini menjadi kendala bagi kapal yang masuk ke Kayan I menambah biaya untuk memindahkan angkutan ke kapal yang lebih kecil dan memperlambat waktu (pendistribusian, red),” tutupnya.