
“Saat ini, kita sedang berupaya untuk melestarikan bahasa daerah, terkhusus bahasa dan sastra di Kaltim, prinsip kita adalah “trigatra bangun bahasa” yang menekankan pentingnya bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing” ujar Halimi Hadibrata
Metronews.co, Samarinda- Kantor Bahasa Kalimantan Timur menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu 2023, bagian dari upaya revitalisasi bahasa dan sastra daerah.
Program Merdeka Belajar Episode-17 Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) diampu oleh BPPB Kemendikbudristek, dan tahun ini fokus pada bahasa Melayu Kutai, Kenyah, dan Paser.
Festival berlangsung di Hotel Grand Kartika, Samarinda, dari 15-17 November 2023. Acara mencakup perlombaan bahasa dan sastra, melibatkan peserta dari berbagai daerah di Kaltim, dengan total 100 peserta.

Kepala Kantor Bahasa Kalimantan Timur Halimi Hadibrata
Halimi Hadibrata, Kepala Kantor Bahasa Kaltim, menjelaskan bahwa festival ini merupakan upaya pelestarian bahasa daerah. Ia menyoroti prinsip ‘Trigatra Bangun Bahasa,’ yang menekankan pentingnya bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
“Saat ini, kita sedang berupaya untuk melestarikan bahasa daerah, terkhusus bahasa dan sastra di Kaltim, prinsip kita adalah “trigatra bangun bahasa” yang menekankan pentingnya bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing” ujarnya.
Tidak hanya melibatkan generasi muda, Festival Tunas Bahasa Ibu juga mengundang pelajar pertukaran antar negara, seperti dari Korea Selatan, Madagaskar, dan Thailand, untuk mengenal bahasa daerah di Kaltim.
Hadibrata berharap festival ini dapat menumbuhkan rasa suka cita terhadap budaya, bahasa, dan sastra daerah, serta menjadi warisan yang terus terjaga dan terlestarikan dari generasi ke generasi.
“dari pusat juga sebenarnya ingin menyadarkan pemerintah daerah, jika pada dasarnya bahasa daerah ini merupakan aset penting yang harus dilestarikan, dikembangkan dan dan dibina oleh pemerintah daerah. Ya yang utama, melalui Kantor Bahasa ini,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini berbagai perlombaan bahasa dan sastra 3 kebudayaan akan di tampilkan. Yakni, Perlombaan Tingkat SD Berbahasa Paser, diikuti oleh Peserta dari Kab. Paser dan Kab. Penajam Paser Utara (PPU) masing-masing sebanyak 4 peserta, Dongeng berbahasa Paser (Kab. Paser dan Kab. PPU) sebanyak 4 peserta dan Tembang daerah berbahasa Paser masing-masing sebanyaj 4 peserta.
Lalu, perlombaan tingkat SD berbahasa Kenyah, yakni Dongeng berbahasa Kenyah diikuti oleh peserta dari Kota Samarinda, Kab. Kutai Timur (Kutim), Kab. Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kab. Mahakam Ulu (Mahulu) masing-masing sebanyak 2 peserta, Puisi berbahasa kenyah masing-masing daerah (Samarinda, Kukar, Kutim dan Mahulu) sebanyak 2 peserta dan Pidato Berbahasa Kenyah masing-masing daerah sebanyaj 2 peserta.
Pada perlombaan tingkat SMP, terdapat perlombaan bahasa melayu Kutai dengan peserta dari Kab. Kukar, Kab. Kutim dan Kab. Kutai Barat (Kubar), dengan amsing-masing daerah sebanyak 3 peserta. Tarsul sebanyak 3 peserta pada masing-masing daerah dan Komedi Tunggal Berbahasa Melayu, dengan masing-masing daerah membawa 3 peserta.
Kemudian terdapat perlombaan berbahasa Paser pada tingkat SMP yang di ikuti oleh Kab. Paser san kab. PPU, dengan 3 sub perlombaan, yakni Pidato Berbahasa Paser, masing-masing (Paser dan PPU) sebanyak 4 peserta. Perlombaan Betore, masing-masing sebanyak 4 peserta dan Komedi Tunggal Berbahasa Paser, masing-masing daerah sebanyak 4 peserta. (Zul)