Soal Gibran Jadi Cawapres, Novan: Sesuatu Yang Baru Biasanya Pro Kontranya Tinggi!
Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie
Metronews.co, Samarinda- Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie mengomentari isu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dirangkul Capres Prabowo untuk mendampinginya di perhelatan pemilihan Pilpres 2024.
Novan Syahronny mengatakan Pro dan kontra merupakan sesuatu hal yang biasa apalagi ketika Gibran diumumkan menjadi bakal Calon Wakil Presiden merupakan sesuatu yang baru di Indonesia.
“Sekarang kan begini ya kita dari kacamata politik bukan melihat dari sesuatu yang kita bisa lihat secara singkat. Biasalah kalau namanya sesuatu yang baru itu pasti pro kontranya cukup tinggi,” tegasnya (3/11/2023).
Novan menuturkan bahwa pengusungan Gibran sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto merupakan keputusan Golkar yang tidak sembarangan dan telah mempertimbangkan banyak hal.
Ia mengaku berdasarkan hasil musyawarah di tingkat daerah dan dari hasil rapat kerja nasional di tingkat pusat itu bulat dari partai Golkar mendukung Gibran untuk mendampingi
Prabowo.
“Nah pada saat itu kita kembalikan kepada pak Prabowo apakah beliau mau dengan calon usungan Golkar. Contoh misalnya PAN mengusung Erik Tohir, semua partai punya calon-calon tersendiri, tapi kan beliau melihat dari kacamata politik dan kecamatan kemampuan itu kan dilihat, tidak sembarangan,” bebernya.
Ia pun mengutarakan hal ini adalah sesuatu yang sah karena ini sesuatu yang baru apalagi melihat bahwa notabene Gibran adalah seorang walikota yang mana juga sudah mengerti tentang politik.
Disinggung terkait usia, Novan menyebut ini bukan semata mata soal usia tapi kemampuan dan potensi.
“Negara kita kan kaget nih baru ini ada namanya calon wakil presiden yang usianya masih dibawah 40 tahun tapi kalau kita bicara hari ini tentang potensi, ya semua memungkinkan,” sambungnya.
Legislator asal Golkar tersebut melanjutkan majunya Gibran mendampingi Prabowo menjadi motivasi buat para pemuda.
Disebut bahwasanya usia untuk menjadi seorang pemimpin itu tidak harus usia yang lanjut tapi kalau dia punya kompetensi kemampuan pasti bisa karena negara tidak membatasi hal tersebut.
“Ini sebenarnya akan menjadi motivasi buat para pemuda, negara kita kan tidak membatasi hal-hal tersebut mungkin kontroversinya hanya di kenapa ini dilakukan di ujung-ujung waktu ya,” tandasnya. (Zul/ADV/DPRD Samarinda)