
Tari Kolosal dari berbagai Etnis meriahkan HUT Kutai Barat ke-24
Puncak perayaan HUT ke-24 kabupaten kutai barat (Kubar) di Taman Budaya Sendawar berlangsung meriah. Suasana lebih semarak lagi dengan penampilan tarian kolosal dari enam etnis yang ada di Kubar, Minggu (05/11).
Sedikitnya 750 penari membawakan tarian dari etnis Aoheng, Tonyooi Kenyah, Benuaq, Melayu dan Etnis Bahau.
Berdasarkan pantauan dari media ini, tarian kolosal ini diawali para perempuan yang menarikan tarian dari etnis Aoheng, tarian ini menggambarkan keceriaan dan sopan santun masyarakat Aoheng dalam menyambut tamu-tamu terhormat.
Ada juga tarian yang menarikan tarian ‘beliant bawo’ dari etnis Tonyooi, tarian ini merupakan ritual pengobatan yang dilaksanakan turun-temurun dan dipercaya dapat mengobati berbagai jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis modern.
Tidak hanya itu, ada juga gadis-gadis kenyah berparas cantik menampilkan tarian lenggang kangkung, tarian dengan gerak lincah ini memberikan harapan dan keyakinan untuk meraih hari esok lebih baik dari hari ini.
Beberapa saat kemudian tampil penari dari etnis Benuaq, mereka menarikan tari ‘gantar tanaa purai ngeriman’ yang berarti tanah yang subur dan makmur masyarakat aman dan sejahtera.
Tidak ketinggalan tarian hudoq dari etnis Bahau, juga ikut memeriahkan acara ini, tarian ini bermakna mengusir hama pada tanaman padi yang dilaksanakan etnis Bahau.
Selain itu, ada pula tarian perang yang menggambarkan keperkasaan, keberanian dan semangat masyarakat dayak menyambut panglima perang dan sebagai rasa syukur kepada tuhan.
Kepala Dinas Pariwisata Kutai Barat, Yuyun Diah Setiyorini Menjelaskan tarian kolosal pada puncak Festival dahau mengisahkan harmoni beragam suku yang hidup berdampingan di Kabupaten Kutai Barat. Meski berbeda adat dan budaya, namun kehidupan masyarakat Kutai Barat selaras dan saling menghormati.
“Tarian kolosal ini menggambarkan kehidupan yang damai dan selaras di Kutai Barat. Meski terdiri dari beragam suku dan agama, tapi semua dapat hidup akur dan damai. Tidak ada dan jangan sampai terjadi perpecahan,” sebutnya
Lebih lanjut, ia menambahkan tarian-tarian yang ditampilkan menggambarkan, bagaimana harapan keberhasilan pemerintah dalam pengembangan sektor unggulan Kabupaten Kutai Barat yang dipadu dengan kegemilangan masyarakat yang santun, dan religius sebagai budaya masyarakat Adat Dayak.
“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya tahun ini, tari kolosal kutai barat akan memiliki beberapa perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya karena ada penambahan elemen etnis dalam tarian, yang terdiri dari etnis Jawa, Batak, Toraja dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mana akan melengkapi 6 etnis yang sudah ada di Kutai Barat.” tutupnya. (adv/Diskominfo Kubar)