Warga Malinau Hulu Minta Maaf ke Yansen TP, Pengamat: Suara Masyarakat Jangan Dibungkam

METRONEWS.CO, Malinau – Rudi, seorang warga Desa Malinau Hulu, baru-baru ini merilis video klarifikasi dan permintaan maaf yang ditujukan kepada mantan Bupati Malinau, Yansen TP, serta warga Malinau. Dalam video tersebut, Rudi mengungkapkan penyesalan atas kritik yang sebelumnya ia lontarkan terkait kepemimpinan Yansen selama dua periode menjabat sebagai Bupati Malinau.
Rudi yang sempat viral karena video kritiknya menyebutkan bahwa tidak ada pembangunan signifikan yang ia rasakan selama masa jabatan Yansen TP. Ia juga mengkritik program RT Bersih yang menurutnya tidak maksimal saat itu. Namun, dalam video klarifikasi yang baru dirilis, Rudi menyatakan bahwa pernyataannya di media sosial tersebut “tidak benar”.
“Saya meminta maaf atas apa yang telah saya sampaikan. Itu tidak benar dan saya menyesal telah mengeluarkan kritik tersebut,” ujar Rudi dalam video klarifikasinya.
Mantan Wakil Bupati Malinau Beri Tanggapan
Menanggapi video viral tersebut, mantan Wakil Bupati Malinau, Topan Amrullah, memberikan klarifikasi mengenai pembangunan di era Yansen TP. Menurutnya, fokus pembangunan pada periode pertama Yansen lebih banyak diarahkan ke daerah pedalaman dan perbatasan. Pada periode kedua, program pembangunan kota menjadi prioritas, namun hal tersebut terkendala oleh penurunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Malinau sejak 2017 hingga 2019, serta pandemi Covid-19 yang melanda pada 2020 hingga 2021.
“Pembangunan fisik di perkotaan memang belum sempat terlaksana, tetapi anggaran untuk program GERDEMA dan RT Bersih tetap dialokasikan. Mungkin yang dimaksud Rudi adalah pelaksanaan di lapangan yang belum maksimal,” jelas Topan.
Topan juga menyayangkan keputusan Rudi untuk membuat video klarifikasi. “Seharusnya kritik seperti ini cukup dijawab melalui media streaming atau media sosial. Tidak perlu klarifikasi seperti ini,” tambahnya.
Pengamat Publik Beri Pandangan
Sementara itu, Kaharudin, seorang pemerhati kebijakan publik, menilai kritik yang disampaikan masyarakat adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Ia menilai tim dari Yansen TP tidak perlu merespons kritik masyarakat secara berlebihan.
“Apa yang disampaikan masyarakat adalah fakta di lapangan. Sebagai pejabat publik, seharusnya Yansen dan timnya lebih terbuka dalam menerima kritik sebagai energi untuk membangun daerah, bukan meresponsnya dengan cara-cara yang bisa dianggap sebagai upaya membungkam suara rakyat,” ujarnya.
Kaharudin menambahkan bahwa pejabat yang baik harus memiliki telinga yang tebal dan siap menerima kritik dari masyarakat. “Jangan sampai kritik dianggap sebagai ancaman, karena suara masyarakat merupakan harapan untuk perbaikan,” pungkasnya.
Video klarifikasi Rudi ini memicu beragam reaksi di kalangan masyarakat Malinau, dan menyoroti pentingnya komunikasi yang terbuka antara pemerintah dan masyarakat dalam mengelola aspirasi serta kritik yang muncul di tengah-tengah mereka. (Ateng)