Warga Perumahan New Mahakam Grande Demo, Tuntut Air PDAM dan Fasilitas yang Dijanjikan

METRONEWS.CO, Samarinda- Puluhan warga Perumahan New Mahakam Grande di Jalan Ringroad No. 2, Lok Bahu, Sungai Kunjang, Kota Samarinda, menggelar aksi damai di kantor PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk Sabtu (12/10). Aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan warga terhadap pihak pengembang perumahan yang dianggap tidak menepati janji untuk menyediakan akses air PDAM, fasilitas yang sudah mereka nantikan sejak lama.
Ibu-ibu dan bapak-bapak dari perumahan tersebut terlihat bersemangat menyuarakan tuntutan mereka. Pasalnya, sudah lima tahun sejak menempati rumah di kawasan itu, warga masih bergantung pada air bekas galian tambang untuk kebutuhan sehari-hari, yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama penyakit kulit pada anak-anak.
“Sejak akad kredit, kami dijanjikan air PDAM dan listrik dari PLN, tapi sampai sekarang belum pernah menikmati fasilitas itu,” ungkap Bonafasius, salah satu warga.
Tak hanya sekadar orasi, warga juga menandatangani petisi sebagai bentuk penolakan keras terhadap penggunaan air bekas tambang yang dinilai sangat berbahaya. Mereka menyebut beberapa insiden kesehatan serius yang terjadi akibat penggunaan air ini.
Bonifasius menambahkan, selama ini warga terpaksa menggunakan air dari instalasi pengolahan air (WTP) yang dibangun tanpa adanya sosialisasi.
“WTP itu pakai bahan baku air bekas tambang. Kami ingin pengembang menyediakan lahan untuk booster agar PDAM bisa masuk ke perumahan kami,” katanya dengan nada tegas. Namun, perusahaan berdalih bahwa mereka kehabisan anggaran setelah membangun WTP, yang justru menambah kekecewaan warga.
Senada dengan Bonifasius, Iin, seorang ibu rumah tangga yang telah menempati rumah di New Mahakam Grande sejak 2017, merasa ditipu oleh janji-janji kosong pengembang.
“Saya sudah tinggal di sini selama tujuh tahun, tapi air PDAM yang dijanjikan sejak awal tidak pernah datang. Ini jelas mengecewakan,” keluhnya dengan raut kesal.
Selain menuntut air PDAM, warga juga mendesak pengembang untuk segera merealisasikan pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang telah dijanjikan saat pembelian rumah.
Meskipun warga memahami bahwa pembangunan fasos dan fasum mungkin masih dalam proses, mereka menekankan bahwa air bersih adalah kebutuhan mendesak.
“Kami minta agar lahan booster segera disiapkan, karena PDAM Tirta Kencana sudah siap masuk, tapi terhalang oleh pengembang yang belum menyerahkan bukti fasos dan fasum ke pemerintah,” ujar salah seorang warga lainnya.
Di sisi lain, Hermawan, salah satu perwakilan dari perusahaan pengelola, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan kepastian terkait permintaan warga.
“Kami masih menunggu keputusan dari pihak developer, jadi saat ini saya belum bisa mengambil langkah apa pun,” ujarnya singkat.
Warga berharap aksi mereka kali ini bisa memberikan tekanan kepada pengembang untuk segera memenuhi janji-janji yang telah dibuat, terutama terkait pasokan air bersih PDAM yang sangat vital bagi kehidupan sehari-hari. Warga juga berjanji akan terus mendesak perusahaan hingga tuntutan mereka dipenuhi. (AG)